Cerita pendek merupakan sebuah karya sastra yang cukup mengasyikan untuk dibaca. Biasanya di dalam sebuah cerpen terdapat kisah-kisah yang menghibur, kisah yang inspiratif dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik. Cerpen merupakan sebuah cerita yang relatif pendek, bisa dibaca dalam sekali duduk. Namun, dalam proses pengerjaannya ternyata tidak segampang ketika kita membacanya, hehe itu jelas ya.
Baca Juga: 8 Pengertian Cerpen dan Ciri-Cirinya
Sebelum membuat sebuah cerpen kita harus tahu dulu struktur yang harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah cerpen. Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibngun; susunan; bangunan atau yang disusun dengan pola tertentu. (KBBI)
Dalam pembuatan cerpen ada struktur yang bisa kita ikuti guna
memudahkan pembutannya supaya tersusun rapi. Struktur tersebut di antaranya
terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kita ketahui apabila ingin menulis cerpen.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu.
1. Abstrak
Abstrak itu sebuah inti cerita secara garis
besar. Nantinya dari abstrak tersebut kita dapat mengembangkan cerita sehingga
menjadi lebih luas dan membentuk beberapa rangkaian kejadian. Nah,
kesimpulannya kita bisa memikirkan dahulu inti dari sebuah cerita yang akan
kita kembangkan. Bisa juga disebut ide cerita.
Baca Juga: Tips Meramu Ide Cerita
2. Orientasi
Orientasi ini bersifat zaman dan
seperangkatnya. Maksudnya, dalam orientasi terdapat hal-hal yang berkaitan
dengan tempat dan waktu. Maksud seperangkatnya adalah suasana yang tergambar
pada tempat dan waktu adegan. Nah, kesimpulannya, setelah abstrak, yang harus
ada dalam sebuah cerpen adalah penggambaran tempat dan waktu.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan sebuah
rangkaian/susunan kejadian yang akan kita sajikan. Biasanya dalam sebuah
rangkaian tersebut terdapat suatu sebab akibat kejadian sebuah cerita. Ini
semacam ploting. Seorang penulis tak hanya pintar merangkai kata. Namun, harus
mampu dan cerdas merangkai kejadian dengan tersusun sehingga pembaca mudah
memahami dengan mengalir.
4. Evaluasi
Evaluasi bisa dibilang sedikit persis
dengan komplikasi. Namun bedanya, dalam evaluasi yang kita tekankan adalah
struktur konflik-konflik kejadian yang mengarah pada titik klimaks. Nah, di
sini baru kita mempertaruhkan sebuah cerpen yang kita bangun. Kita harus mampu
menyusun konflik yang ada, sehingga nyambung dengan titik klimaksnya. Perhatikan
dengan baik dan sebisa mungkin kita bisa memainkan emosi pembaca.
5. Resolusi
Resolusi bisa disebut sebuah jalan keluar
dari konflik yang sudah mencapai titik klimaks tadi. Atau bisa juga sekaligus penyelesaiaan dari konflik-konflik kameo untuk memperkaya cerita. Namun, lagi-lagi seorang
penulis dituntut kecerdasannya. Kita harus mampu menghadirkan solusi yang bisa
membuat pembaca seakan-akan diberikan obat. Bukan solusi yang biasa, bukan
solusi yang sangat mainstream, tapi sebisa mungkin kita hadirkan solusi yang
berbeda. Kita usahakan supaya setelah pembaca selesai membaca pada bagian reulusi ini, mereka langsung bergumam, “Hmmm … bener juga, ya.”
6. Koda
Koda bisa kita sebut hikam yang terkandung.
Dalam sebuah cerpen tak hanya sebuah hiburan semata yang tak jelas landasannya.
Namun, kita harus mampu menjadikan sebuah cerpen itu seakan-akan inspirasi yang mampu memberikan nilai dan pelajaran bagi pembacanya. Karena dengan sebuah
cerita, kita bisa melontarkan ajakan positif, nasehat, peringatan untuk siapa
saja yang menjadi target kita.
Nah, mungkin itu saja ulasan kali ini. Tetap semangat belajar dan berkarya. Jika ada yang perlu didiskusikan, kita buka di ruang komentar. Terima kasih banyak sudah menyimak.
Saya Muroseva, semoga bermanfaat dan Be Creative.
Komentar1
terimakasih untuk informasinya.
BalasHapushttp://bit.ly/2T0vNRC