BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Struktur Dalam Sebuah CERPEN



Cerita pendek merupakan sebuah karya sastra yang cukup mengasyikan untuk dibaca. Biasanya di dalam sebuah cerpen terdapat kisah-kisah yang menghibur, kisah yang inspiratif dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa dipetik. Cerpen merupakan sebuah cerita yang relatif pendek, bisa dibaca dalam sekali duduk. Namun, dalam proses pengerjaannya ternyata tidak segampang ketika kita membacanya, hehe itu jelas ya.


Sebelum membuat sebuah cerpen kita harus tahu dulu struktur yang harus diperhatikan dalam pembuatan sebuah cerpen. Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibngun; susunan; bangunan atau yang disusun dengan pola tertentu. (KBBI)

Dalam pembuatan cerpen ada struktur yang bisa kita ikuti guna memudahkan pembutannya supaya tersusun rapi. Struktur tersebut di antaranya terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda. Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kita ketahui apabila ingin menulis cerpen.

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu.

1. Abstrak
Abstrak itu sebuah inti cerita secara garis besar. Nantinya dari abstrak tersebut kita dapat mengembangkan cerita sehingga menjadi lebih luas dan membentuk beberapa rangkaian kejadian. Nah, kesimpulannya kita bisa memikirkan dahulu inti dari sebuah cerita yang akan kita kembangkan. Bisa juga disebut ide cerita.


2. Orientasi
Orientasi ini bersifat zaman dan seperangkatnya. Maksudnya, dalam orientasi terdapat hal-hal yang berkaitan dengan tempat dan waktu. Maksud seperangkatnya adalah suasana yang tergambar pada tempat dan waktu adegan. Nah, kesimpulannya, setelah abstrak, yang harus ada dalam sebuah cerpen adalah penggambaran tempat dan waktu.

3. Komplikasi
Komplikasi merupakan sebuah rangkaian/susunan kejadian yang akan kita sajikan. Biasanya dalam sebuah rangkaian tersebut terdapat suatu sebab akibat kejadian sebuah cerita. Ini semacam ploting. Seorang penulis tak hanya pintar merangkai kata. Namun, harus mampu dan cerdas merangkai kejadian dengan tersusun sehingga pembaca mudah memahami dengan mengalir.

4. Evaluasi
Evaluasi bisa dibilang sedikit persis dengan komplikasi. Namun bedanya, dalam evaluasi yang kita tekankan adalah struktur konflik-konflik kejadian yang mengarah pada titik klimaks. Nah, di sini baru kita mempertaruhkan sebuah cerpen yang kita bangun. Kita harus mampu menyusun konflik yang ada, sehingga nyambung dengan titik klimaksnya. Perhatikan dengan baik dan sebisa mungkin kita bisa memainkan emosi pembaca.

5. Resolusi
Resolusi bisa disebut sebuah jalan keluar dari konflik yang sudah mencapai titik klimaks tadi. Atau bisa juga sekaligus penyelesaiaan dari konflik-konflik kameo untuk memperkaya cerita. Namun, lagi-lagi seorang penulis dituntut kecerdasannya. Kita harus mampu menghadirkan solusi yang bisa membuat pembaca seakan-akan diberikan obat. Bukan solusi yang biasa, bukan solusi yang sangat mainstream, tapi sebisa mungkin kita hadirkan solusi yang berbeda. Kita usahakan supaya setelah pembaca selesai membaca pada bagian reulusi ini, mereka langsung bergumam, “Hmmm … bener juga, ya.”

6. Koda
Koda bisa kita sebut hikam yang terkandung. Dalam sebuah cerpen tak hanya sebuah hiburan semata yang tak jelas landasannya. Namun, kita harus mampu menjadikan sebuah cerpen itu seakan-akan inspirasi yang mampu memberikan nilai dan pelajaran bagi pembacanya. Karena dengan sebuah cerita, kita bisa melontarkan ajakan positif, nasehat, peringatan untuk siapa saja yang menjadi target kita.

Nah, mungkin itu saja ulasan kali ini. Tetap semangat belajar dan berkarya. Jika ada yang perlu didiskusikan, kita buka di ruang komentar. Terima kasih banyak sudah menyimak.

Saya Muroseva, semoga bermanfaat dan Be Creative.



Komentar1

Type above and press Enter to search.