Langsung ke konten utama

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik CERPEN



Membuat sebuah cerpen memang tidak segampang seperti bercerita bebas di status facebook. Kita harus mengetahui beberapa hal yang harus diterapkan guna menghasilkan sebuah karangan yang baik. Pertama kita harus memahami dulu apa arti dari sebuah karya yang namanya cerpen tersebut.


Setelah mengerti apa yang dimaksud dengan karangan cerpen, kita harus memahami aspek selanjutnya yang menjadi faktor penting agar terbentuknya sebuah cerpen yang baik, seperti struktur cerpen.


Nah, apabila kita telah memahami hal-hal yang telah saya sebutkan di atas, baru kita mencari tahu tentang unsu-unsur dalam sebuah cerita pendek. Dalam sebuah cerpen terdapat dua unsur. Pertama adalah unsur intrinsik dan yang kedua adalah unsur ekstrinsik.

Intrinsik memiliki arti yaitu terkandung di dalamnya (tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat seseorang, atau suatu peristiwa). (KBBI)

Ekstrinsik memiliki arti yaitu berasal dari luar (tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat seseorang, atau suatu peristiwa); bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak termasuk intinya. (KBBI)

Nah, sengaja saya ulas pengertiannya dahulu agar lebih bisa memahami sebelum kita melangkah pada unsur-unsur dalam sebuah cerpen. Baru kali ini kita lanjutkan pada pembahasan inti. Unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik apa saja dalam sebuah cerpen. Ok tak perlu berlama-lama kita langsung saja simak.

Unsur Intrinsik Cerpen

Ada beberapa unsur intrinsik yang harus ada dalam sebuah cerpen. Ini wajib diketahui apabila kalian berniat ingin menulis sebuah cerpen.  Unsur-unsur yang harus ada di antaranya tema, alur/plot, setting/latar, tokoh/pelaku, penokohan/perwatakan, sudut pandang, dan amanat/pesan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Tema
Tema itu adalah sebuah gagasan pokok sebuah cerita. Secara garis besar tema terbagi menjadi dua. Pertama, tema yang bisa langsung terlihat jelas dalam sebuah cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya. Kedua, tema yang tidak langsung terlihat jelas, yakni si pembaca harus mampu menghayati apa yang menjadi tema dalam sebauh cerpen (tersirat). Tema itu misalnya seperti, tema perempuan, pendidikan, kepahlawanan, dan lain sebagainya.

2. Alur (Plot)
Alur atau semacam plot itu bisa kita sebut sebuah jalan cerita. Secara garis besar alur dalam sebuah cerita dapat digambarkan sebagai berikut:
  • Perkenalan Tokoh
  • Awal muncul sebuah konflik atau sebuah problem yang dihadapi oleh tokoh utama
  • Mulai peningkatan konflik sampai menyentuh klimaks
  • Mulai adanya penurunan konflik
  • Penyelesaian konflik

Berbicara masalah alur atau plot, jangan lupa untuk memperhatikan karakter. Semakin kuat karakter tokoh, maka akan semakin baik alur dan konflik yang mengalir.

3. Setting/Latar
Setting/latar merupakan unsur yang berkaitan dengan tempat, waktu, serta segala bentuk suasana yang akan tergambar dalam sebuah cerita. Biasanya, setting/latar ini berkaitan dengan tema yang diusung. Misalnya ketika kita ambil tema tentang pendidikan, mungkin biasanya kita menghadirkan sekolah sebagai setting/latar. Namun ya memang apabila dipandang terlalu mainstream, kita bisa ambil setting/latar yang lain sesuai ide brilian penulis.

3. Tokoh/Pelaku
Tokoh/pelaku merupakan kunci dari sebuah cerita. Unsur ini memerankan segala bentuk gagasan yang telah kita siapkan. Tokoh/pelaku menjalankan cerita, memainkan sebuah alur, emosi dan lain sebagainya. Kita sebagai penulis harus jeli dalam menentukan sebuah tokoh. Entah itu dari nama, watak, sifat, bentuk fisik dan lain sebagainya yang biasa kita sebut sebagai karakter.
Karakter sebagai unsur dalam tokoh itu memiliki 3 sifat.
Pertama, tokoh protagonis. Biasanya, protagonist di kita itu selalu ada pada tokoh utama atau sebagai peran baik.
Kedua, tokoh antagonis. Nah, ini lawannya dari protagonis. Walaupun di kita sering kali melihat bahwa peran utama itu selalu bersifat protagoni, tapi suka ada juga penulis yang antimainstream menerapkan tokoh antagonis sebagai pemeran utama.
Ketiga, tokoh figuran. Biasanya ini hanya sebatas kameo kalau dalam sebuah cerpen. Karena tokoh figuran hanya sebagai pendukung saja terbentuknya sebuah cerita.

4. Penokohan/Perwatakan
Penokohan/perwatakan ini merupakan pemberian karakter kepada si tokoh yang sudah kita bahas di atas. Banyak sekali karakter yang bisa digali. Kita ambil contoh karakter diri sendiri, karakter teman atau siapa saja yang sangat mungkin kita bisa terapkan sesuai dengan ide cerita. Ada dua metode dalam memunculkan karakter tokoh dalam sebuah cerita.

  • Metode Analitik

Metode Analitik merupakan sebuah metode yang caranya memunculkan karakter dengan menyebutkan atau mengatakan langsung karakter yang ada pada si tokoh (Tell).
Contohnya seperti: Andi merupakan seorang lelaki yang penyayang.

  • Metode Dramatik

Metode Dramatik ini merupakan sebuah metode yang caranya memunculkan karakter pada si tokoh tidak dengan cara menyebutkan atau mengatakan melainkan memperlihatkan atau menunnjukan (Show). Metode ini sangat banyak disarankan oleh para penulis handal. Karena karakter yang dimunculkan itu melalui sikap, cara berpikir, atau melalui cara berdialog. Metode ini bisa juga ditunjukan dengan reaksi tokoh lain.
Contohnya seperti: Andi selalu memberikan mainan kepada anak-anak yatim piatu. (Andi seorang penyayang)

5. Sudut Pandang
Memang terkesan biasa saja bila berbicara masalah sudut pandang. Kadang penulis kurang memperhatikan. Namun, hal ini sangat penting guna kenyamanan si penulis ataupun kesuksesan dalam membangun sebuah cerita. Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa sudut pandang yang bisa kita pakai. Entah itu sudut pandang orang pertama (Aku), sudut pandang orang kedua (Kamu) atau sudut pandang orang ketiga (Dia). Namun kebanyakan karangan, biasanya yang dipakai kalau tidak sudut pandang orang pertama, opsi yang dipakai ya sudut pandang orang ketiga.

6. Amanat/Pesan
Ini sudah pasti hal yang wajib sekali menurut saya. Karena sebuah karangan harus benar-benar memiliki amanat atau pesan yang ingin penulis sampaikan. Menurut saya, sebuah karya adalah sebuah gagasan dan pemikiran. Maka dari itu, jika ingin menghasilkan sebuah karya harus benar-benar yang berbobot. Walaupun itu sebuah komedi atau hiburan, tapi sebisa mungkin memberikan unsur-unsur manfaat dalam sebuah karyanya.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ini merupakan unsur pembentuk sebuah cerpen yang ada di luar cerita. Unsur ekstrinsik cerpen sangat berhubungan sekali dengan kondisi masyarakat pada saat sebuah cerpen itu ditulis; dipengaruhi oleh keadan psikologi penulis; dipengaruhi juga oleh karakter si penulis.
Ada 3 unsur ekstrinsik cerpen yang dapat kita ketahui. 3 unsur itu adalah latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.
Ok untuk lebih jelas langsung saja kita simak uraiannya.

1. Latar Belakang Masyarakat
Kondisi masyarakat pada saat si penulis itu membangun sebuah cerpen. Banyak sekali kondisi masyarakat yang dapat mempengaruhi seperti ideologi suatu masyarakat, kondisi politik suatu daerah, kondisi ekonomi masyarakat, serta kondisi sosialnya.

2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis merupakan faktor dari si pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau mendorongnya untuk membuat sebuah cerpen. Latar belakang penulis itu seperti riwayat hidup penulis, kondisi psikologis penulis, atau aliran satra penulis serta minatnya.

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen
Nilai-nilai ini merupakan sebuah hal yang tidak terlepas dari si penulis itu sendiri serta masyarakat dan pemahamannya. Seperti nilai agama. Nilai sosial, nilai moral, nilai budaya dan adat.

Ok, mungkin cukup itu dulu yang bisa saya ulas kali ini. Jangan lupa tetap semangat untuk belajar dan tingkatkan gairah untuk berkarya.
Saya Muroseva, semoga bermanfaat dan Be Creative.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Kerajaan Batu Wangi (Cadu Ngadahar Hulu Hayam)

Sumber Gambar :  https://historia.id/kuno/articles/menggali-peninggalan-kerajaan-sunda-kuno-Dbeab Dalam sebuah mitos tidak terlepas dari   yang namamnya sejarah. Kali ini saya akan mengangkat sebuah mitos dari tanah sunda tepatnya di daerah selatan garut kecamatan singajaya   . Mitosnya yaitu cadu hulu hayam tak sudi memakan daging kepala ayam. Mitos ini berlaku bagi turunan kerajaan batu wangi. Pada jaman kerajaan galuh ada sebuah kerajaan yang terletak di Garut Selatan di daearah Singajaya yang bernama kerjaan Batu Wangi yang dipimpin raja arif bijaksana dan berilmu tinggi. Raja itu bernama Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan bin Guru Gantangan atau Sunan Batu Wangi. Kerajaan batu wangi adalah kerajaan yang subur makmur rahayu. kekuasan batu wangi meliputi dari Singajya sampai Cikajang dan kerajaan ini ahli dalam pertanaian dan pertambangan. kesaktian Sunan Batu Wangi sudah diakui oleh raja-raja Tanah Jawa. Dalam suatu ketika kerajaan batu wangi diserang ole

Review Buku Antologi Puisi Seporsi Senja

Judul Buku: Seporsi Senja Penulis: Erdyna, Aiy, dan Dee-J Penerbit: Ellunar Publisher Tahun: Cetakan Pertama, Juli 2018 Kota: Bandung Jumlah Halaman: xiv+74 hlm Awal mengenal Seporsi Senja bukan karena tiba-tiba, seperti kayu jatuh dari atap, Brakkk …. Namun, ada salah satu teman penulis yang merekomendasikan untuk ikut lomba bikin quote di salah satu akun instagram kece. Ya, namanya @seporsisenja. Begitulah riwayatnya. Setelah saya stalking beberapa gambar yang sebagian besar berisi quotes, dari sana saya merasa tertarik untuk menguntit lebih lama. Seporsi Senja, mengahadirkan quotes dan puisi yang anak muda banget. Ya, awalnya memang mau ikut lomba, tapi lama-lama saya jadi keasyikan membaca sampai mengenalnya. By the way , mengenai Buku Antologi Puisi Seporsi Senja, ini merupakan gebrakan yang menurut saya sangat hebat. Ya, Seporsi Senja memang harus berani keluar dari zona biasanya. Melalui buku, semua orang bisa dengan simplenya mengoleksi karya dari p