Dalam sebuah mitos tidak terlepas dari yang namamnya sejarah. Kali ini saya akan
mengangkat sebuah mitos dari tanah sunda tepatnya di daerah selatan garut
kecamatan singajaya . Mitosnya yaitu cadu hulu hayam tak sudi memakan daging
kepala ayam. Mitos ini berlaku bagi turunan kerajaan batu wangi.
Pada jaman kerajaan galuh ada sebuah kerajaan yang terletak di Garut
Selatan di daearah Singajaya yang bernama kerjaan Batu Wangi yang dipimpin raja
arif bijaksana dan berilmu tinggi. Raja itu bernama Marjyahiang Bayu Prabu
Pahayu Kinasihan bin Guru Gantangan atau Sunan Batu Wangi.
Kerajaan batu wangi adalah kerajaan yang subur makmur rahayu. kekuasan
batu wangi meliputi dari Singajya sampai Cikajang dan kerajaan ini ahli dalam
pertanaian dan pertambangan. kesaktian Sunan Batu Wangi sudah diakui oleh
raja-raja Tanah Jawa.
Dalam suatu ketika kerajaan batu wangi diserang oleh pendekar sakti
mandra guna yang bertapa di sebuah goa mendengar kabar pendekar ini bahwa ada
raja sakti mandraguna di daerah selatan pasundan. Pendekar ini ngin menjajal
kesaktiaanya. Ia mengirimkan batu
sebesar gunung ke arah kraton kerajaan Batu Wangi dan semua yang ada di kerajaan pun panik lalu
melapor pada Sunan Batu Wangi. Sang sunan pun hanya meniup batu tersebut yang
terbang ke arah kerajaan. Seketika batu tersebut hancur lebur dan berserakan di
sana. Prajurit dan masyarakat takjub kepada beliau. Dari sana lah nama Sunan
Batu Wangi terkenal masyhur. Semenjak itu tidak ada lagi yang berani menyerang
kerjaan Batu Wangi.
Kerajaan Batu wangi menpuyai pusaka yang sakti mandraguna yaitu
pusaka Guntur Bumi. Pusaka itu berupa pisau panjang bergagang garuda dan
dibutiri berlian. Pusaka itu selalu dicuci setiap bulan Mulud.
Ada sebuah naskah kuno yang menceritkan perjalanan Sunan Batu Wangi dalam
menyebarkan ajara Islam dan menceritakan turunan dan Sunan Batu Wangi pun
menpunyai ilmu yang menjadi ciri khas yaitu Asihan Batu wangi dan selalu dibacakan pada
bulan Mulud dan dibudayakan sampai sekarang.
Sunan Batu Wangi dianugrahi putri yang sangat cantik. Kecantikannya sampai terdengar se Tanah Jawa. Putri tersebut
bernama Nyimas Kentring Manik. Sunan
batu wangi selalu berharap putrinya bisa
mendapatkan pasangan hidup yang arif bijaksana dan patuh kepada kedua orang tua.
Nyimas selalu menimbulkan
peperangan. Untuk merebutkan Nyimas Kentring Manik setiap pendekar dan raja
sampai menimbulkan perseteruan yang hebat. Sunan Batu Wangi sering bertafakur dan bersemedi dalam mencari
seseorangan yang pas buat putri cantiknya yang ayu rahayu dalam cerita
bersemidi sang raja di sebuah gunung mendapatkan sebuah petunjuk.
Akan datang di sebuah kerajaan Galuh yang akan meminang putrinya. Petunjuk
itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi sang raja, karena petunjuk tersebut
menurutnya adalah sesuatu hal yang akan menimbulkan malapetaka. Hingga akhirnya
dalam semedi penajang pun sang raja tidak mendapatkan jawaban pasti atas sebuah
petunjuk yang ia dapatlan dan sang raja pun menyudahi semedinya dan kembali
pulang ke kerajaan.
Dalam perjalanan pulang, sang raja selalu bertemu dengan seokar ayam,
tapi beliau tidak menghiraukannya hingga sampailah sang raja Batu Wangi ke
kerajaannya sendiri. Semua penghuni
kerajaan menyambutnya. Sang putri paling antusias menyambut sang ayah karena
ingin tau kabar dari sang ayah dalam mencari petunjuk untuk dirinya dalam
mencari pasangan. Tiadk lama kemudian, sang putri merasa heran karena ayahanda terlihat
berwajah muram, bingung, tapi ia mengira mungkin ayahanda lelah dan butuh
istirhat. Nyimas putri kentring manik pun selanjutnya mempersilahkan sang ayah untuk
beristirahat.
Keesokan harinya baru lah
sang raja Batu Wangi menceritakan tentang semedinya kepada sang putri. Raja Batu Wangi pun menerangkan
bahwa akan ada pria yang jauh di sana, tepatnya berada di tanah galuh yang akan
mempersunting. Nyimak Kentring Manik pun terheran-heran. Selain itu
ditambah dengan raut wajah ayahnya selalu muram. Namun ia tidak banyak
bertanya, mungkin keadaan ayahnya tengah kelelahan sehabis semedi panjang.
Kerajaan Galuh memiliki anak dua bersaudara yang bernama Ranggga
Wulung dan Rangga Dipa. Dalam keadan apapun mereka selalu bersama, entah itu
dalam melatih ilmu, berperang, sampai kesaktiannya terkenal di mana-mana.
Sang kakak, Rangga Wulung mendengar kabar bahwa ada sayembara. Ada seorang
putri cantik yang mencari pasangan. Ia pun bercerita kepada sang adik Rangga Dipa bahwa ia
mendengar kabar di tanah Pasundan ada sayembara seorang putri raja yang cantik
rahayu mencari pasangan. Rangga Wulung terlihat sangat antusias dengan kabar itu.
Sang adikpun merasa heran kenapa sang kaka merasa tertarik dan berambisi. Tak
seperti biasanya sang kaka bertingkah seperti itu.
Rangga Dipa memiliki pemikiran berbeda. Ia malah berpikir begitu
jauh. Jika kakaknya menikah, ia akan berpisah dan tidak akan bersama-sama lagi
seperti biasa. Rangga Dipa pun tiba-tiba merasa sedih dengan semua ini. Rangga
Wulung pun merasa heran dengan raut wajah adiknya yang terlihat seperti sedih.
Rangga Dipa pun bercerita perihal kesedihannya hingga akhirnya Rangga Wulung
pun berjanji tidak akan pernah meninggalkan adiknya walaupun sudah menikah
kelak.
Waktu terus berjalan, mereka
pun mencari informasi perihal kerajaan mana yang akan mengadakan sayembara.
Semua tempat yang berpotensi dapat memberi informasi mereka datangi. Namun
tidak ada jawaban satu pun yang memberi mereka petunjuk hingga memutuskan untuk
kembali pulang ke kerajaan.
Suatu ketika mereka dipanggil oleh ayahanda dan di beri tugas untuk
berkelana ke daerah selatan pasundan dan belajar ilmu bercocok tanam di sebuah
kerajaan bernama Batu Wangi yang sangat terkenal ahli dalam bercocok tanam. Dengan berbagai
petimbangan akhirnya mereka pun mematuhi dan tunduk pada perintah sang ayahanda.
Dua bersaudara itu esoknya langsung berpamitan dan meminta doa untuk
berangkat ke daerah selatan pasundan yaitu ke kerajaan Batu Wangi. Anehnya
kedua bersaudara itu seolah lupa pada sayembara itu dan focus pada tujuan
utamanya untuk mencari ilmu atas perintah ayahnya.
Setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang, sampailah kedua
bersaudara tersebut ke daeraha istna kedalaman Batu Wangi dan disambut oleh
pihak keraajan lalu dipersilahkan masuk ke dalam istana. Mereka pun bertemu
Raja Batu Wangi. Mereka berdua kaget dan takjub kepada sang raja karena
walaupun sakti dan berkuasa, ia sangat ramah terhadap tamu.
Sang raja pun bertanya perihal kedatangan mereka berdua. Lalu sang
raja pun menebak bahwa kedua orang tamunya adalah putra mahkota kerajaan.
Mereka pun kaget dan gemetar karena bisa menebak identitas mereka. Akhirnya
mereka menjelasakan maksud kedatangan mereka bahwa sesungguhnya mereka diutus
oleh ayahnya untuk belajar bercocok tanam di kerajaan ini. Mereka pun
menjelasakan asal muasal tentang kerajaan dan ayahnya.
Sang raja sedikit tersentak mendengar jawaban dari mereka. Ia
bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah salah satu dari merekalah yang dimaksud
petunjuk dalam persemediannya pada waktu lalu. Apakah salah satu dari mereka kelak
akan menjadi calon suami putrinya?
Sejenak sang raja mengenyampingkan dulu segala bentuk kecurigaan
atas keanehan yang terjadi. Demi menghormati tamu, akhirnya sang raja
mempersilakan mereka untuk tinggal dan ikut belajar bercocok tanam di kerajaan
Batu Wangi. Setelah beberapa saat setelah mereka berdua undur diri, sang raja
pun mulai sedikit panik. Ia merasa sedikit gelisah akan bahaya yang akan datang
kepada kerajaan Batu Wangi bila terjadi pernikahan antara putrinya dengan putra
Raja Galuh.
Singkat cerita dua bersaudara ini mulai belajar ilmu bercocok tanam
kepada pihak kerajaan. Selang beberapa hari, Nyimas Kentring Manik disuruh
ayahnya untuk bersemedi d sebuah desa selatan pasundan. Hal itu sengaja dilakukan
sang raja supaya putrinya tidak bertemu dengan dua bersaudara dari Galuh. Sang
raja takut bila putrinya jika sering bertemu dengan mereka, akan timbul benih
benih cinta dan terjadilah apa yang ia takutkan.
Tuhan berkendak lain. Selang
beberapa hari Nyimas Kentring Manik
pulang ke krataon Batu Wangi karena sakit dan tidak bisa melanjutkan semedinya.
Sang putri pun menghadap pada ayahanda yang tengah berdiskusi masalah ilmu
bercocok tanam dengan dua putra mahkota raja Galuh yaitu Rangga Wulung dan Rangga Dipa. Sang raja pun terkejut dengan
kedatangan putrinya.
Sang raja bertanya perihal kembalinya sang putri. Nyimas Kentring
Manik pun menjelaskan masalah keadaannya yang kurang sehat. Dengan berat hati
dicampur dengan belas kasihan, akhirnya ia meminta putrinya untuk beristirahat
dahulu sampai benar-benar sehat.
Pada sudut lain dua bersaudara putra mahkota Galuh terkesima melihat
seorang gadis cantik ayu seperti titisan dewi cantik dari khayangan. Raja Batu
Wangi pun memperkenalkan putrinya kepada mereka. Kedua bersaudara itu hanya
bergeming dan tak mampu berkutik bahasa.
Rangga Wulung dan Nyimas
Kentring manik terlihat seolah memaku pandangan. Mereka seakan pernah bertemu
sebelumnya bahkan lebih lama lagi. Raja Batu Wangi pun mulai gelisah. Ini yang
ia takutkan, benih benih cinta yang harus dimusnahkan. Rangga Wulung seperti
tertarik begitu khusuk pada kecantikan dalam pandangan pertama, tak seperti
adiknya Rangga Dipa yang terlihat biasa-biasa saja.
Sang Raja pun semakin merasa bingung, dilema menerpa ketika teringat
akan petunjuk semedinya. Bila terjadi
pernikahan antara putri kesayangannya dengan putra mahkota Galuh, hal yang
tidak diinginkan ditakutkan benar-benar terjadi.
Nyimas Kentring Manik pun teringat dengan petunjuk ayahanda. Pasangannya
diterawang adalah seseorang dari tanah kraton Galuh. Semkin kuatlah rasa penasaran
Nyimas Kentring Manik untuk mengenal lebih dekat dengan Rangga Wulung. Begitu
pun dengan Rangga Wulung, semakin hari semakin merasa tertarik dengan bidadari
tak bersayap yang selalu ia dambakan.
Beberapa hari berselang, Rangga Wulung semakin berani dan antusias
mendekati Nyimas Kentring Manik. Mereka semakin dekat karena kedua bersaudara
dari Galuh secara tidak langsung banyak mempertanyakan dan belajar kepada
Nyimak Kentring Manik mengenai dunia pertanian. Sang putri pun sangat
bersemangat membantu mereka. Waktu berlalu, hari hari semakin membalut rasa
cinta antara Rangga Wulung dan Kentring Manik. Hal tersebut tak dapat dibendung
kedekatan mereka semakin memuncak.
Sang raja mendengar desas-desus kedekatan antara Rangga wulung dan
putrinya. Ia pun tak bisa berbuat apa-apa selain mengharapkan kebaikan dari apa
yang selama ini terjadi, petunjuk, kisah, situasi yang memaksanya untuk
menerima.
Rasa cinta Rangga Wulung semakin terasa menghipnotis dirinya
sendiri. Ia ingin sekali segegra meminang Nyimas Kentring Manik. Singkat cerita
setelah berbagai pertimbangan, kedua bersaudara itu pulang ke Galuh. Rangga
Wulung berbicara kepada ayahnya dengan terpaksa menberanikan diri. Ia ingin
diantar untuk menikahi putri dari Kerajaan Batu Wangi. Dengan berbagai
pertanyaan yang dilontarkan sang ayah, simpulnya semua siap untuk mengantar
Rangga Wulung menjemput jodohnya. Akhirnya keduanya dinikahkan.
Awal mula petaka itu terjadi. Setelah pesta perkawinan, ada sebuah
acara makan malam antara kedua keluarga mempelai. Kala itu Nyimas Kentring
Manik memakan daging ayam. Saat iya mulai mengigit kepala ayam, tiba-tiba isi
kepala ayam itu menciprat ke dadanya dan mengotori bagian dada Nyimas Kentring
Manik. Spontan Rangga Dipa sang adik Rangga Wulung yang pertama kali melihat,
bergegas menghampiri Nyimas Kentring Manik dan menyeka kotoran itu dengan bajunya.
Entah setan apa yang merasuki sang kaka, Rangga Wulung yang
dikendali rasa cemburu buta. Melihat sang adik membersihakan dada Kentring
Manik seketika marahnya meruncing. Ia mencabut senjata keris dan langsung
menancampkan ke arah rongga dada sang adik kesayangan. Rangga Dipa pun tersungkur dan semua yang ada
di sana kaget melihat lumaran darah. Raja Batu Wangi marah besar dan tiba tiba
ia baerkata sumpah, gara-gara kepala ayam terjadi pertumpahan darah. Maka dari
mulai saat itu keturunan Kerajaan Batu Wangi dilarang memakan kepala ayam.
Dari kisah itulah asal muasal semua keteturan Batu Wangi cadu makan kepala ayam atau tak sudi lagi
memakan kepala ayam dan sampai saat ini larangan ini masih berlaku kepada keterunan
Kerajaan Batu Wangi dan mitosnya bila dilanggar, keturunannya akan mendapatkan
penyakit kulit aneh. Itulah mitos dari legenda bagi masyarakat Singajaya yang berada di daerah Selatan Garut yang
masih menyimpan misteri sampai saat ini.
Komentar12
Mhn maaf sy sedikit meluruskan...akibat dr sumpah leluhur bukan penyakit kulit aneh tp akan terjadi malapetaka..dan kebenaran itu terjadi...
BalasHapusSaya tau dari keturunannya. Jadi mungkin beda beda versi ya?
HapusAbah saya orang garut keturunan batu wangi dan nenek saya orang pangandaran. Semenjak abah meninggal, uwa gak pernah ke pangandaran lagi krna posisi nenek saya adalah ibu tirinya. Hampir sekitar 25 tahunan lost contact. Keluarga di pangandaran nunggu2 uwa ke pangandaran lagi krna mau ke garut di cari alamatnya pun terbatas. Pengen mastiin masih ada atau engga. Banyak ke khawatiran di keluarga sini sejak terjadi banjir bandang digarut. Cuma bisa berdoa yang terbaik buat uwa dan keluarga.
BalasHapusWah dicoba cari lagi alamatnya. Semoga pada sehat dan bisa silaturahmi kembali
Hapussaya yudi..saya kurang begitu fasih tentang leluhur dari keluarga ..tp waktu saya kecil keluarga dari ayah saya sering bilang kalo keturunan dari nene moyang ayah melarang untuk makan kepala ayam.. baru kemarin ini..saya dengar cerita dari teman..ada salah satu wilayah di garut selatan yg memiliki cerita sama seperti itu...
BalasHapusyg jd bikin penasaran buat saya..apa dari batu wangi ini..leluhur saya dari ayah..
Wah bisa jadi. Temen saya juga seperti itu...
Hapus
BalasHapusWih bnyak sodara ni maen ke grut saya antrin ke mkam nya buat tafakur knu maha agung
Asalamualaikum dulur saturunan kenalkeun simkuring epi ti cisompet sami gaduh ciri ti bapaK EMA OGE cadu ngadahar hulu hayam...asal tempat lembur aki ti daerah batuwangi Samping kilir teras mgumbara kadaerah kidul cisompet
BalasHapusNami epi jamaludin bin Ade saepudin bin Darma bin Amri bin Ali munasim bin....
BalasHapusBin.....Bin.....Bin batu wangi /marjahiyang bayu rahayu kinasihan Bin pangeran sang adipati Bin jaka puspa guru gantangan Bin prabu siliwangi/prabu pamanah rasa Bin..... insyaa allah sanes waktos upami kengemg ijin di lanjut dugi ka nabi adam as
Eyang argahiyang banyu prabu sangadipati bin guru gantangan,
BalasHapusKang jeng susunan pada benghar eyang dalem wiratanubaya bin eyang margahiyang banyu prabu sangadipati,
Kang jeng susunan mataram eyang demang sacapati bin eyang demang wiratanubaya.
Kang jeng susunan cigintung eyang demang surapati bin eyang demang sacapati.
Kang jeng susunan cigintung eyang dalem nawaladirja bin eyang demang sacapati
Kalau dari guru gantangan ke prabu siliwangi aku belum tau cerita dulu gk sempat nanya cuma sampai guru gantangan, tapi pas baca lagi artikel entah betul / salah , guru gantangan itu adalah salasatu putra prabu siliwangi dari sekian banyak anaknya , mungkin yg kita ketahui putra siliwangi ada rara santang walangsungsang kian santang surawisesa, akan ttapi katanya banyak anak dari prabu siliwangi dari istri yg lainnya , salasatunya guru gantangan, katanya guru gantangan itu satu tangannya cacat, dan beliau melakukan pengembaraan hingga sampai di raja desa , ceritanya panjnag sebetulnya cuma aku mls nulisnya heee
Aku dapat silsilah itu dari sesepuh kampung yg menjadi kuncen eyang demang surapati ,, kalau aku punya nasab ke batu wangi dari eyang demang surapati setiap tahun aku selalu ziarah ke maqom leluhurku satu kampung pas idul fitri
Apakah ada yg sama nama nama silsilah batuwangi dengan kalian yg ada di komentar
8 taun abdi kena ku panyakit kulit hese cager gara" tuang mastaka Hayam ,,cagerna ku daun jengjing celi ,,, saur pun ibu mh Aya larangan saurna th ti uyut anu di Jampang kulon ,cadu ngadahar mastaka Hayam ,, jeng Dina katurunan nu ti aki kur ti pun ibu hungkul nu gaduh rarangan eta th keluarga nu sanes na mh tiasa tuang mastaka Hayam Ngan abdi sareng pun ibu nu kena ku eta rarangan th srng aki
BalasHapusalhamdullilah geuningan seueur keneh wargi katurunan eyang batu wangi, ngan pareum obor, kedah diagenda keun kempel di makom, sakanteunan ngadoa kangge eyang batu wangi ameh nambihan wargi katurunan batu wangi, sareng pengalaman abdi emang leureus upami katurunan batu wangi karena sumpah pun eyang upami tuang mastaka hayang sok kenging panyakit abdi nuju alit tuang mastaka hayam teu lami borokan mastaka abdi, tapi alhamdullilah tos sehat dei
BalasHapus