Membuat sebuah cerpen memang tidak segampang seperti
bercerita bebas di status facebook. Kita harus mengetahui beberapa hal yang
harus diterapkan guna menghasilkan sebuah karangan yang baik. Pertama kita
harus memahami dulu apa arti dari sebuah karya yang namanya cerpen tersebut.
Baca Juga : 8 Pengertian Cerpen dan Ciri-Cirinya
Setelah mengerti apa yang dimaksud dengan karangan cerpen,
kita harus memahami aspek selanjutnya yang menjadi faktor penting agar
terbentuknya sebuah cerpen yang baik, seperti struktur cerpen.
Baca Juga : Struktur Dalam Sebuah CERPEN
Nah, apabila kita telah memahami hal-hal yang telah saya
sebutkan di atas, baru kita mencari tahu tentang unsu-unsur dalam sebuah cerita
pendek. Dalam sebuah cerpen terdapat dua unsur. Pertama adalah unsur intrinsik
dan yang kedua adalah unsur ekstrinsik.
Intrinsik memiliki arti yaitu terkandung di dalamnya
(tentang kadar logam mulia dalam mata uang, harkat seseorang, atau suatu
peristiwa). (KBBI)
Ekstrinsik memiliki arti yaitu berasal dari luar (tentang
kadar logam mulia dalam mata uang, harkat seseorang, atau suatu peristiwa);
bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak termasuk
intinya. (KBBI)
Nah, sengaja saya ulas pengertiannya dahulu agar lebih bisa
memahami sebelum kita melangkah pada unsur-unsur dalam sebuah cerpen. Baru kali
ini kita lanjutkan pada pembahasan inti. Unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
apa saja dalam sebuah cerpen. Ok tak perlu berlama-lama kita langsung saja
simak.
Unsur Intrinsik Cerpen
Ada beberapa unsur intrinsik yang harus ada dalam sebuah
cerpen. Ini wajib diketahui apabila kalian berniat ingin menulis sebuah cerpen.
Unsur-unsur yang harus ada di antaranya
tema, alur/plot, setting/latar, tokoh/pelaku, penokohan/perwatakan, sudut
pandang, dan amanat/pesan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Tema
Tema itu adalah sebuah gagasan pokok sebuah cerita. Secara
garis besar tema terbagi menjadi dua. Pertama, tema yang bisa langsung terlihat
jelas dalam sebuah cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya. Kedua,
tema yang tidak langsung terlihat jelas, yakni si pembaca harus mampu
menghayati apa yang menjadi tema dalam sebauh cerpen (tersirat). Tema itu
misalnya seperti, tema perempuan, pendidikan, kepahlawanan, dan lain
sebagainya.
2. Alur (Plot)
Alur atau semacam plot itu bisa kita sebut sebuah jalan
cerita. Secara garis besar alur dalam sebuah cerita dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Perkenalan Tokoh
- Awal muncul sebuah konflik atau sebuah problem yang dihadapi oleh tokoh utama
- Mulai peningkatan konflik sampai menyentuh klimaks
- Mulai adanya penurunan konflik
- Penyelesaian konflik
Berbicara masalah alur atau plot, jangan lupa untuk
memperhatikan karakter. Semakin kuat karakter tokoh, maka akan semakin baik
alur dan konflik yang mengalir.
3. Setting/Latar
Setting/latar merupakan unsur yang berkaitan dengan tempat,
waktu, serta segala bentuk suasana yang akan tergambar dalam sebuah cerita.
Biasanya, setting/latar ini berkaitan dengan tema yang diusung. Misalnya ketika
kita ambil tema tentang pendidikan, mungkin biasanya kita menghadirkan sekolah
sebagai setting/latar. Namun ya memang apabila dipandang terlalu mainstream,
kita bisa ambil setting/latar yang lain sesuai ide brilian penulis.
3. Tokoh/Pelaku
Tokoh/pelaku merupakan kunci dari sebuah cerita. Unsur ini
memerankan segala bentuk gagasan yang telah kita siapkan. Tokoh/pelaku
menjalankan cerita, memainkan sebuah alur, emosi dan lain sebagainya. Kita
sebagai penulis harus jeli dalam menentukan sebuah tokoh. Entah itu dari nama,
watak, sifat, bentuk fisik dan lain sebagainya yang biasa kita sebut sebagai
karakter.
Karakter sebagai unsur dalam tokoh itu memiliki 3 sifat.
Pertama, tokoh protagonis. Biasanya, protagonist di kita itu
selalu ada pada tokoh utama atau sebagai peran baik.
Kedua, tokoh antagonis. Nah, ini lawannya dari protagonis.
Walaupun di kita sering kali melihat bahwa peran utama itu selalu bersifat
protagoni, tapi suka ada juga penulis yang antimainstream menerapkan tokoh
antagonis sebagai pemeran utama.
Ketiga, tokoh figuran. Biasanya ini hanya sebatas kameo kalau
dalam sebuah cerpen. Karena tokoh figuran hanya sebagai pendukung saja
terbentuknya sebuah cerita.
4. Penokohan/Perwatakan
Penokohan/perwatakan ini merupakan pemberian karakter kepada
si tokoh yang sudah kita bahas di atas. Banyak sekali karakter yang bisa digali.
Kita ambil contoh karakter diri sendiri, karakter teman atau siapa saja yang
sangat mungkin kita bisa terapkan sesuai dengan ide cerita. Ada dua metode
dalam memunculkan karakter tokoh dalam sebuah cerita.
- Metode Analitik
Metode Analitik merupakan sebuah metode yang caranya memunculkan
karakter dengan menyebutkan atau mengatakan langsung karakter yang ada pada si
tokoh (Tell).
Contohnya seperti: Andi merupakan seorang lelaki yang
penyayang.
- Metode Dramatik
Metode Dramatik ini merupakan sebuah metode yang caranya
memunculkan karakter pada si tokoh tidak dengan cara menyebutkan atau
mengatakan melainkan memperlihatkan atau menunnjukan (Show). Metode ini sangat
banyak disarankan oleh para penulis handal. Karena karakter yang dimunculkan
itu melalui sikap, cara berpikir, atau melalui cara berdialog. Metode ini bisa
juga ditunjukan dengan reaksi tokoh lain.
Contohnya seperti: Andi selalu memberikan mainan kepada
anak-anak yatim piatu. (Andi seorang penyayang)
5. Sudut Pandang
Memang terkesan biasa saja bila berbicara masalah sudut
pandang. Kadang penulis kurang memperhatikan. Namun, hal ini sangat penting guna
kenyamanan si penulis ataupun kesuksesan dalam membangun sebuah cerita.
Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa sudut pandang yang bisa kita pakai.
Entah itu sudut pandang orang pertama (Aku), sudut pandang orang kedua (Kamu)
atau sudut pandang orang ketiga (Dia). Namun kebanyakan karangan, biasanya yang
dipakai kalau tidak sudut pandang orang pertama, opsi yang dipakai ya sudut
pandang orang ketiga.
6. Amanat/Pesan
Ini sudah pasti hal yang wajib sekali menurut saya. Karena
sebuah karangan harus benar-benar memiliki amanat atau pesan yang ingin penulis
sampaikan. Menurut saya, sebuah karya adalah sebuah gagasan dan pemikiran. Maka
dari itu, jika ingin menghasilkan sebuah karya harus benar-benar yang berbobot.
Walaupun itu sebuah komedi atau hiburan, tapi sebisa mungkin memberikan
unsur-unsur manfaat dalam sebuah karyanya.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ini merupakan unsur pembentuk sebuah cerpen yang ada
di luar cerita. Unsur ekstrinsik cerpen sangat berhubungan sekali dengan
kondisi masyarakat pada saat sebuah cerpen itu ditulis; dipengaruhi oleh keadan
psikologi penulis; dipengaruhi juga oleh karakter si penulis.
Ada 3 unsur ekstrinsik cerpen yang dapat kita ketahui. 3
unsur itu adalah latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, nilai-nilai
yang terkandung dalam cerpen.
Ok untuk lebih jelas langsung saja kita simak uraiannya.
1. Latar Belakang Masyarakat
Kondisi masyarakat pada saat si penulis itu membangun sebuah
cerpen. Banyak sekali kondisi masyarakat yang dapat mempengaruhi seperti ideologi
suatu masyarakat, kondisi politik suatu daerah, kondisi ekonomi masyarakat,
serta kondisi sosialnya.
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis merupakan faktor dari si pengarang
itu sendiri yang mempengaruhi atau mendorongnya untuk membuat sebuah cerpen.
Latar belakang penulis itu seperti riwayat hidup penulis, kondisi psikologis
penulis, atau aliran satra penulis serta minatnya.
3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen
Nilai-nilai ini merupakan sebuah hal yang tidak terlepas
dari si penulis itu sendiri serta masyarakat dan pemahamannya. Seperti nilai
agama. Nilai sosial, nilai moral, nilai budaya dan adat.
Ok, mungkin cukup itu dulu yang bisa saya ulas kali ini.
Jangan lupa tetap semangat untuk belajar dan tingkatkan gairah untuk berkarya.
Saya Muroseva, semoga bermanfaat dan Be Creative.
Komentar0